Lingkup Kajian Dakwah Sebagai Ilmu  

Diposting oleh KPI KU

 


Berdasarkan pengertian dan hakikat dakwah Islam, maka obyek ilmu dakwah sebagai berikut :
    1. Obyek ilmu dakwah
      1. Obyek material
Obyek material ilmu dakwah adalah semua aspek ajaran Islam (dalam al-Qur’an dan Sunnah), sejarah ajaran Islam (hasil ijtihad dan realisasinya dalam sistem pengetahuan, teknologi, sosial hukum, ekonomi, pendidikan dan kemasyaraatan, politik dan kelembagaan Islam).
      1. Obyek formal
Obyek formal ilmu dakwah adalah mengkaji salah satu sisi obyek formal yang dihadapi umat. Hal-hal yang dipandang bersifat doktrinal dan konseptual dinyatakan secara empirik yang hasilnya dapat dirasakan oleh umat manusia sebagai rahmat Islam dijagat raya (rahmatan lil alamin).
    1. Analisis masalah
Analisis masalah merupakan hubungan dan interaksi antar unsur dalam masing-masing bidang yang secara khusus di kaji dalam ilmu dakwah. Berikut analisis yang di kaji dalam ilmu dakwah mencakup beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut :
        • Analisis masalah hakikat dakwah dan pemahaman esensi Islam.
        • Analisis masalah tabligh dan silaturrahim (komunikasi) Islam.
        • Analisis masalah model prilaku Islam secara empiris (amal sholeh).
        • Analisis masalah efisiensi dan efektivitas pencapaian sasaran dan tujuan dakwah.
    1. Kegiatan dakwah sebagai fenomena keilmuan
      1. Kegiatan tabligh Islam
          1. Komunikasi dan penyiaran Islam terdiri dari kegiatan pokok : sosialisasi, internalisasi, dan eksternalisasi ajaran Islam dengan menggunakan sarana mimbar dan media massa (cetak dan audio / visual).
          2. Bimbingan dan penyuluhan Islam (ta’dib) terdiri dari kegiatan pokok bimbingan pribadi dan keluarga dengan melakukan penyuluhan Islam sesuai dengan konteks masalah dan pemecahan problem psikologis dengan psikoterapi Islam.
      2. Kegiatan pengembangan masyarakat Islam
Kegiatan pengembangan masyarakat Islam terdiri dari kegiatan pokok : transformasi dan pelembagaan ajaran Islam ke realitas Islam.
      1. Kegiatan manajemen dakwah
Kegiatan menajemen dakwah Islam terdiri dari kegiatan pokok : penyusunan kebijakan, perencanaan program, pengorganisasian program, monitoring dan evaluasi dakwah.
Untuk tercapainya suatu dakwah selain beberapa hal di atas metode keilmuan dakwah juga perlu diterapkan. Karena metode (Yunani : methodos) adalah suatu cara atau jalan. Maka, metode mengandung arti cara kerja untuk memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Sifat obyek dalam kajian-kajian menyangkut proses mewujudkan dan transformasi ajaran Islam menjadi realitas ummah dengan kualitas khairul ummah. Dalam proses transformasi meliputi : proses “pembatinan Islam”, proses mewujudkan Islam ke dalam sistem keyakinan fikrah, akhlak dn tindakan nyata pada lingkup fardiyati dan proses “pelembagaan Islam” dalam kehidupan usrah muslim dan jama’ah serta pengelolaan lembaga-lembaga Islam dalam sistem jaringan kerja (amal sholeh) kelembagaan dalam semuya aspek kehidupan. Sifat yang demikian menghendaki matodologis yang lebih komprehensif dan pertisifatif, karena sifat obyeknya menyentuh semua aspek kehidupan masyarakat. Dalam hal ini beberapa pilihan metodologis :
        • Metode tafsir maudhu’i
Metode ini digunakan untuk mendapatkan jawaban al-Qur’an terhadap masalah materi dakwah dan lain-lainnya dengan segala aspeknya.
        • Metode takhrij al-Hadits
Dalam meneliti dakwah dapat digunaan metode takhrij al Hadits terutama dalam merekonstruksi dakwah Nabi dari sumber kitab hadits dan sirah.
Dalam kaitannya dengan konseptualisasi mengenai metode perlu juga diterapkan hakikat. Pandangan Islam tentang hakikat dan kebenaran sebagaimana diproyeksikan oleh sistem konseptual al-Qur’an, dalam kaintannya dengan “makna sesuatu”, maka ilmu berarti : pengenalan tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu dia dalam tatanan penciptaan sehingga membimbing kearah pengenalan tentang “tempat” Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan kebenaran.
Berdasarkan hakikat dakwah, obyek formal, analisis masalah antar unsur maka dakwah sebagai obyek formal dan hakikat ilmu, maka ilmu dakwah dapat diberi pengertian : kumpulan pengetahuan yang berasal dari Allah yang dikembangkan umat Islam dalam susunan yang sistematis dan terorganisir yang membahas masalah yang ditimbulkan dalam interaksi antar unsur dalam sistem mewujudkan ajaran Islam dalam semua kenyataan kehidupan manusia dengan maksud memperoleh pemahaman yang tepat mengenai kenyataan dakwah sehingga akan dapat diperoleh susunan pengetahuan yang bermanfaat bagi penegakan tugas dakwah dan khilafah umat Islam.
Berdasarkan hakikat dakwah, obyek formal ilmu dakwah serta analisis masalah interaksi antar unsur dakwah sebagai bagian dari obyek formal, dan pengertian ilmu, maka disiplin ilmu dakwah dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama : pertama, disiplin yang memberikan kerangka teknis operasional kegiatan dakwah Islam. Kedua, disiplin yang memberikan kerangka teknis operasional kegiatan dakwah Islam. Bagian pertama memberikan dasar-dasar teoritik dan metodologi keahlian dan disebut ilmu dasar (teoritik) dakwah dan bagian kedua memberikan kemampuan teknis keahlian profesi dan disebut ilmu terapan / teknis operasional dakwah (teknologi dakwah).

Ada Apa Dengan Cinta  

Diposting oleh KPI KU

Ada Apa Dengan Cinta

Suatu hari, tiga tahun yang lalu, saya sedang bete berat. Entah mengapa, dunia terasa sempit, sumpek dan menyebalkan. Padahal banyak pekerjaan yang mestinya saya selesaikan. Laporan praktikum yang bertumpuk, makalah-makalah serta seabrek PR dari banyak organisasi yang kebetulan saya ikuti. Dalam perjalanan pulang menuju kost, mata saya tiba-tiba tertumbuk pada sebuah wartel. Tanpa tahu mau menelepon siapa dan untuk apa menelepon, saya dengan linglung memasuki salah satu kabin. Sebuah nomor tiba-tiba terpencet otomatis. 8411063! “Assalamu’alaikum…” sebuah suara yang mendadak terasa merdu terdengar.

Seperti ada suntikan kesegaran yang luar biasa, mendadak semangat saya bangkit. Percakapan yang mengalir begitu saja telah mengubah dunia yang tadinya abu-abu menjadi penuh warna. Pemilik suara itu adalah seorang sahabat yang sangat dekat dengan saya. Meskipun jarang bertemu, kami yakin, ada cinta yang menginspirasikan berbagai ide mulai dari yang sederhana sampai briliyan. Cinta itu yang kami yakini menjadi pemotivator dari setiap langkah yang kian hari kian berat.

Ah, Cinta…

Saya selalu terpana dengan cinta. Membuat pikiran ini dengan susah payah membayangkan seorang Abu Bakar yang tiba-tiba berlari kesana kemari, kadang ke depan, ke samping, lantas tiba-tiba ke belakang rasulullah. Saat itu mereka sedang dalam perjalanan hijrah menuju Madinah. Di belakang, orang-orang kafir Quraisy mengejar, bermaksud membunuh Muhammad SAW. Tentu saja sang nabi terheran-heran. Beliau pun bertanya dan dijawab oleh Abu Bakar, bahwa ketika ia melihat musuh ada di belakang, maka Abu Bakar berlari ke belakang. Jika musuh di depan, Abu Bakar lari ke depan, dan seterusnya. Abu Bakar siap menjadi tameng buat rasulullah. Agar jika ada musuh menyerang, ia lah yang lebih dulu menerimanya.

Itulah cinta. Sama seperti ketika mereka akhirnya kecapekan dan menemukan sebuah gua. Abu Bakar melarang Rasul masuk sebelum ia membersihkan terlebih dulu. Saat membersihkan, Abu Bakar melihat 3 buah lubang. Satu lubang ia tutup dengan sobekan kain bajunya, lalu yang dua ia tutup dengan ibu jari kakinya. Rasul pun tidur di pangkuan Abu Bakar. Pada saat itulah, Abu Bakar merasakan kesakitan yang luar biasa. Ia digigit ular. Namun ia tidak mau membangunkan Rasul dan terus menahan sakit hingga air matanya menetes. Tetesan itu menimpa rasul dan terbangunlah beliau. Berkat mukzizat Rasul, sakit itu pun berhasil disembuhkan. (Sumber, ‘Berkas-berkas Cahaya Kenabian’, Ahmad Muhammad Assyaf).

Ada apa dengan cinta? Kalau Mbak Izzatul Jannah (salah seorang teman dekat juga) menjawab, “ada energi disana”. Saya sepakat dengan pendapat itu. Bukan karena beliau adalah teman dekat, tetapi karena saya telah merasakannya. Dan saya ingin berbagai cahaya dengan kalian.

Cinta Positif vs Cinta Negatif

Jujur, saya mungkin kurang ngeh jika bicara masalah cinta, karena saya belum menikah. (He…he, mohon doanya ya…). Saya pun alhamdulillah belum sempat pacaran, karena Allah keburu ‘menyesatkan’ saya dari jalan kemaksiatan menuju jalan yang terang benderang, jalan yang kita yakini bersama kebenaran dan keindahannya. Namun justru itulah, saya lantas menikmati cinta yang sejati. Lewat para sahabat yang mengantarkan diri ini semakin hari semakin berkarat (maksudnya kadar karatnya makin tinggi, seperti logam mulia itu lho…) alias semakin baik. Serta tidak ketinggalan, cinta kepada sang pemberi kehidupan alias cinta hakiki yang tertinggi.

Seorang sahabat pernah bernasyid di depan saya, menukil sebuah nasyid yang dipopulerkan oleh SNADA.

Ingin kukatakan, arti cinta kepada dirimu dinda

Agar kau mengerti, arti sesungguhnya

Tak akan terlena dan terbawa, alunan bunga asmara

Yang kan membuat dirimu sengsara

Cinta suci luar biasa, rahmat sang pencipta

Kepada semua hamba-hambanya

Jangan pernah kau berpaling dari cinta

Cinta dari sang maha pencipta

Kau pasti tergoda…

Nyanyian itu membuat saya merenung panjang lebar. Yups, ketemu deh. Ada cinta positif, ada juga cinta negatif. Jika cinta adalah energi, maka akan muncul pula energi positif dan energi negatif.

Adanya energi membuat semua terasa ringan. Dengan energi, gampang saja si Edo misalnya, menghajar serombongan preman yang mengusili pacarnya, Dewi. Konon cinta bisa membuat si penakut menjadi pemberani. Dengan energi pula puasa ramadhan terasa begitu indah, meskipun sebulan penuh kita diperintahkan untuk tidak makan dan minum dari terbit hingga terbenam matahari.

Kendali, itu kuncinya

Energi itu akan di dihasilkan oleh reaktor hati, pembedanya adalah faktor pengendali. PLTN adalah sebuah tempat berlangsungnya reaksi nuklir yang terkendali, sehingga energi yang dilepaskan dapat menjadi komponen yang berfungsi untuk manusia. Itu energi positif.

Jika reaksi nuklir tidak terkendali, bayangkanlah ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang menewaskan ratusan ribu manusia dan menimbulkan kerugian yang luar biasa. Itu energi negatif.

Karena reaktor tersebut adalah hati, maka semua manusia pasti memilikinya. Positif atau negatif tergantung pada pengendalian manusia tersebut terhadap hati yang dimiliki. Seperti sabda rasulullah SAW :

“Inna fii jasadi mudhghotan Idza sholuhat sholuhal jasadu kulluhu. Waidza fasadat fasadal jasadu kulluhu. Alaa wahiyal qolbu.”

Sesungguhnya dalam jasad ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruhnya. Jika ia rusak, maka rusaklah seluruhnya. Ingatlah bahwa ia adalah hati. (HR Bukhari Muslim).

Cinta Negatif, Apaan tuh?!

Adalah cinta yang dialirkan dari energi tak terkendali. Ini nich, cinta yang merusak. Terlahir dari syubhat dah syahwat. Ngakunya moderat, padahal kuno berat. Bagaimana tidak kuno, cinta yang lahir dari syahwat mulai ada sejak jaman bauhela, bagaimana mungkin orang yang tidak pacaran disebut sebagai ‘ketinggalan jaman?’

Cinta negatif kini telah membanjiri pasaran, menebar kemadhorotan. Remaja gelagapan dan tidak tahu jalan, akhirnya ikut-ikutan. Pacaran, free sex, kumpul kebo, selingkuh… mendadak jadi tren. Secara normatif, semua perempuan tidak mau melihat lelaki yang dicintai ngabuburit dengan perempuan lain. Namun anehnya, ia malah berdandan seseksi mungkin agar lelaki lain tertarik padanya.

Mana bisa kesetiaan dipertahankan jika syahwat dikedepankan?

Mau tahu korban dari cinta negatif? Kerusakan moral. Yap! Survey di Yogyakarta menyebutkan 97,05% mahasiswa di Yogya tidak perawan, Survey itu dilakukan kepada 1660 responden dan hanya 3 orang yang mengaku belum melakukan aktivitas seks termasuk masturbasi! Astaghfirullah. Terlepas dari pro dan kontra tentang kashahihan hasil survey itu, jelas… data yang tercatat menunjukan sebuah ketakutan yang luar biasa bagi para orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya ke Yogya.

Cinta negatif telah menjelma menjadi teroris! Bukan hanya cinta yang mengeksploitasi seks, juga cinta kepada tahta dan harta yang membuat manusia berubah menjadi serigala yang sanggup tertawa-tawa ketika mengunyah bangkai rekan sendiri.

Menggapai Cinta Positif

Cinta positif adalah cinta yang frame-nya adalah cinta karena Allah. Cinta kepada Allah sebagai cinta yang hakiki, sedang cinta kepada selain Allah dilaksanakan dalam rangka ketaatan kepada Allah. Jika diatas disebutkan bahwa kata kuncinya adalah ‘kendali hati’, maka jelas, untuk menggapai cinta positif, hati harus pertama kali ditundukan. Jika hati telah ditundukkan maka akan bisa kita kendalikan. Jika hati terkendali, yakin deh, seluruh jasad dan akal kita pun mampu selaras dengan sang panglimanya tersebut.

Bahasa Pena?

Jika cinta adalah energi, maka yang terlahir dari cinta adalah produktivitas. Pena hanya salah satu dari banyak pilihan, tergantung pada potensi masing-masing. Saya memilih pena karena profesi saya adalah seorang penulis. Karena bingkai kecintaan itu adalah cinta kepada Allah, maka saya akan menjadikan tarian pena saya sebagai ekspresi kecintaan kepada Allah. Serupa tapi tak sama akan dialami oleh teman-teman yang mahir dibidang lain, memasak, memprogram komputer dan sebagainya. Bukti cinta itu adalah produktivitas. So, jika kita tidak produktif, berarti tidak ada energi yang menggerakan, yang ujung-ujungnya, kamu tidak punya cinta. Kasiaaan deh Luuu.

Ada apa dengan cinta? Jawabnya : ada energi. Muaranya, produktivitas, optimalisasi potensi. Tentu saja yang kita usahakan adalah cinta positif, sehingga produktivitas yang tercetak adalah produktivitas yang positif pula.

Solo, 18 November 2002

Penulis adalah aktivis Forum Lingkar Pena dan Redaktur Majalah Pengembangan Pribadi Remaja Muslim KARIMA

Ada Apa Dengan Kita?  

Diposting oleh KPI KU

Ada Apa Dengan Kita?

Saudaraku, saat mobil mewah dan mulus yang kita miliki tergores, goresannya bagai menyayat hati kita. Saat kita kehilangan handphone di tengah jalan, separuh tubuh ini seperti hilang bersama barang kebanggaan kita tersebut. Saat orang mengambil secara paksa uang kita, seolah terampas semua harapan.

Tetapi saudaraku, tak sedikitpun keresahan dalam hati saat kita melakukan perbuatan yang melanggar perintah Allah, kita masih merasa tenang meski terlalu sering melalaikan sholat, kita masih berdiri tegak dan sombong meski tak sedikitpun infak dan shodaqoh tersisihkan dari harta kita, meski disekeliling kita anak-anak yatim menangis menahan lapar. Saudaraku, ada apa dengan kita?

Saudaraku, kata-kata kotor dan dampratan seketika keluar tatkala sebuah mobil yang melaju kencang menciprati pakaian bersih kita. Enggan dan malu kita menggunakan pakaian yang terkena noda tinta meski setitik dan kita akan tanggalkan pakaian-pakaian yang robek, bolong dan menggantinya dengan yang baru.

Tetapi saudaraku, kita tak pernah ambil pusing dengan tumpukan dosa yang mengotori tubuh ini, kita tak pernah merasa malu berjalan meski wajah kita penuh noda kenistaan, kita pun tak pernah tahu bahwa titik-titik hitam terus menyerang hati ini hingga saatnya hati kita begitu pekat, dan kitapun tak pernah mencoba memperbaharuinya. Saudaraku, ada apa dengan kita?

Saudaraku, kita merasa tidak dihormati saat teguran dan sapaan kita tidak didengarkan, hati ini begitu sakit jika orang lain mengindahkan panggilan kita, terkadang kita kecewa saat orang lain tidak mengenali kita meski kita seorang pejabat, pengusahan, kepala pemerintahan, tokoh masyarakat bahkan orang terpandang, kita sangat khawatir kalau-kalau orang membenci kita, dan berat rasanya saat orang-orang meninggalkan kita.

Tetapi juga saudaraku, tidak jarang kita abaikan nasihat orang, begitu sering kita tak mempedulikan panggilan adzan, tak bergetar hati ini saat lantunan ayat-ayat Allah terdengar ditelinga. Dengan segala kealpaan dan kekhilafan, kita tak pernah takut jika Allah Yang Maha Menguasai segalanya membenci kita dan memalingkan wajah-Nya, kita pun tak pernah mau tahu, Baginda Rasulullah mengenali kita atau tidak di Padang Masyhar nanti. Kita juga, tak peduli melihat diri ini jauh dari kumpulan orang-orang sholeh dan beriman.

Saudaraku, tanyakan dalam hati kita masing-masing, ada apa dengan kita? Wallahu a’lam bishshowaab. (Bayu Gautama)

Di Antara Yang Ada  

Diposting oleh KPI KU


Beribu-ribu bintang di langit
Hanya satu yang berpijar
Di antara ular-ular yang disawah
Hanya satu yang berbisa

Aku ingin jadi satu yang beda
Diantara yang ada
Tetapi aku adalah salah satu dari mereka

Alangkah bahagianya hambamu ini, ya Allah
Jika aku satu dari seribu
Yang senantiasa suci bagimu


By.Aria

MATERI DAKWAH  

Diposting oleh KPI KU

1. Tauhid : Hanya Allah yang wajib disembah
Q.S 7:59. Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.” Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).
Q.S 7:65. Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?”
Q.S 7:73-74. Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih.”Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikam kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum ‘Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.
Q.S 7:85. Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman.”
2. Tauhid : Memohon pertolongan hanya kepada Allah
Q.S 7:128. Musa berkata kepada kaumnya: “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”
3. Tauhid : menyembah Allah dengan mengikhlashkan ketaatan kepadanya
Q.S 7:29. Katakanlah: “Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan.” Dan (katakanlah): “Luruskanlah muka (diri)mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepadaNya).”
4. Tauhid : kekuasaan Allah membangkitkan kembali orang-orang yang sudah mati
Q.S 2:258. “Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” orang itu berkata: “Saya dapat menghidupkan dan mematikan.”Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,” lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”
5. Tauhid : Makhluq dan berhala adalah amat lemah
Q.S 6:74. Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar “Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.”

6. Kenabian : Para nabi adalah utusan Allah
Q.S 7:61. Nuh menjawab: “Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam.”
Q.S 7:104. Dan Musa berkata: “Hai Fir’aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam,
7. Kenabian : Allah yang mengutus nabi sebelummnya dan dia yang menurunkan kitab-kitab sebelumnya
Q.S 6:91. Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia.” Katakanlah: “Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya) ?” Katakanlah: “Allah-lah (yang menurunkannya)”, kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya
8. Menegakkan syariat : Mencegah Kemungkaran
Q.S 7:80. Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?”
Q.S 7:85. “Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman.”

BIO SaYa  

Diposting oleh KPI KU

Nama        :ARIA RIZKI HARAHAP
Tgl lhr        :10.06.1989
Alamat       :MEDAN
Jurusan      :KPI UIN SGD Bandung
Kls/Smtr    :A/IV
Moto         :Jangan Menyerah Sebelum Berjuang
Pesan        :Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah   serpihan-    serpihan makanan pagi. Bukan pula, eraman hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu dari tebing yang tinggi. Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku! Sesaat kemudian, bukan kematian yang kita terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang. Bila anda tak berani mengatasi masalah, anda tak akan menjadi seseorang yang sejati.